[Ilustrasi]
Oleh: M. Sholah
Ulayya
Tahukah anda?
Bahwa ternyata belajar tasawuf itu wajib hukumnya. Sebagaimana kewajiban
mempelajari ilmu yang mengatur anggota tubuh lahir, seperti wudlu,salat, Dll,
mempelajari ilmu yang memperindah aspek batin juga wajib adanya. Nah, aspek
batin inilah yang di garap ilmu tasawuf.
Buah mempelajari
ilmu tasawuf adalah Makrifat atau yang biasa disebut
Maqam Ihasan sebagaimana sabda Nabi :
"Hendaknya
engaku beribadah kepada Allah seakan-akan Anda melihatNya. Kalau anda tidak
sanggup berbuat demikian, maka ketahuilah dan yakinlah bahwa Allah selalu melihatmu"
Orang yang telah
mencapai Makrifat disebut Arif dan Makrifat terbagi menjadi dua
macam:
Pertama: Makrifat 'Ammah , mengenal Allah secara
umum. Yaitu Makrifat orang-orang yang meyakini adanya Allah berikut sifat-sifat
dan kesempurnaan-Nya. Jadi semua muslim pada hakikatnya bisa disebut orang yang
Arif dalam pengertian ini. Karena telah bersyahadat dan melaksanakan
rukun Islam.
Kedua: Makrifat Khasah, Makrifat Khusus. Inilah
yang menjadi tujuan mempelajari ilmu Tasawuf. Para ulama Tarekat mengartikan
Makrifat ini sebagai *mengenal Allah beserta nama-nama dan sifat-sifatNya yang
sempurna, lalu bersungguh-sungguh dalam beribadah dan menghadap Allah*. Setelah
itu berusaha membersihkan diri dari tingkah laku yang jelek dan kemudian terus-menerus
menghadap Allah di setiap waktu dengan penuh adab dan kesungguhan. Hingga pada
ahirnya, kalbunya mampu untuk terus bermunajat kepada-Nya sehingga Allah
memperlihatkan kepadanya rahasia-rahasia jalanya takdir. Orang semacam ini bisa
disebut "Arif" sedangkan keadaan yang ia alami dinamakan Makrifat
Khusus.
(Disarikan Dari
pengantar buku "Terjemah al Hikam" oleh Gus Adib Bisri Rembang). |