![]() |
Ilustrasi: Shutterstock |
Oleh: M. Sholah Ulayya
(bagian pertama)
إنما
الأعمال بالنيات وإنما لكل امرؤ ما نوى
"Sesungguhnya setiap tindakan harus ada
konsep dan rumusanya, dan sesungguhnya setiap orang akan menuai dari seberapa
kuat ia berkomitmen menjalankan konsepnya itu"
Hadis diatas sangat populer,
namun lebih sering ditempatkan dalam sekat-sekat ibadah sehari-hari. Padahal
kalimat Hadis tersebut bersifat umum dan mengandung lebih banyak cakupan dari
sekedar "ibadah" yang difahami kebanyakan orang.
Niat bisa bermakna ide, konsep, rumus, peta, keyakinan, atau apapun yang
berkaitan dengan sisi "dalam" manusia. sedangkan Amal adalah wujud
nyata dari niat itu. Sehebat apapun sebuah ide, ia hanya akan bergentanyangan
tanpa wujud jika dibiarkan tanpa tindakan. Begitu juga amal yang dijalankan
tanpa konsep yang matang, hanya akan menjadi rutinitas harian yang sering menimbulkan
kebosanan.meskipun amal itu bernilai ibadah.
"Lantas, menurut anda lebih penting mana,
niat atau amal?"
Tanya seorang sahabat.
Persoalan
akan menjadi semakin rumit jika ada orang yang cara berpikirnya seperti diatas.
Hidup ini tidak bisa dimutilasi dengan mementingkan satu hal dan mengabaikan
yang lain. Semuanya saling terkait meskipun kelihatanya terkotak-kotak. Tapi
jika saya dipaksa untuk menjawab, maka saya akan mengatakan bahwa tindakan jauh
lebih penting dari pada niat atau ide.
Sebab dari sana kita akan
belajar. Ternyata tindakan tanpa konsep yang mapan hanya akan berjalan beberapa
langkah kemudian lelah, bosan dan berhenti. Tapi ,tidak menutup kemungkinan
dari tindakan itu muncul penemuan-penemuan baru berupa ide-ide segar yang akan semakin
menjadikan hidup lebih bergairah dan bermakna.
Dalam tulisan singkat ini saya
ingin berbagi beberapa rumusan atau konsep dalam memulai sebuah usaha. Berdasar
dari pengalaman pribadi saya dan beberapa buku yang saya baca.
Rumus pertama :
Jadilah
gelas kosong dan biarkan Tuhan yang mengisinya. Artinya sebelum memulai
berusaha justru kita harus bertawakkal terlebih dahulu. Jadikan tawakal sebagai
pijakan pertama, baru berusaha. Agar ketika terjadi hal-hal yang tidak kita
inginkan, kita tidak terlalu tenggelam dalam kekecewaan. Sebab diawal
perjalanan kita sudah berikrar bahwa hasil ada di "Tangan-NYA",
sedangkan usaha ada tangan kita. Kita sudah berusaha, biarkan takdir-NYA yang
berjalan.
Rumus pertama ini diilhami dari
filosofi rukun Islam yang pertama, yaitu Syahadat. Juga salah satu asma Allah
" Al-Awwalu" dan "Al-Akhiru". Dialah yang mengawali dan Dia
pula sang penentu, "al-Akhir". sedangkan usaha kita berada
ditengah-tengahnya. Kesadaran wasatiyyah (Pertengahan) ini akan membantu kita
untuk terus berproses, berikhtiar, dalam lingkaran kepasrahan total.
Syekh Yusri mengatakan :
التوكل عبادة تتعلق بالقلب والجوارح. أما
التسليم والتفويض فعبادة تتعلق بالقلب فقط.
التوكل
قبل التفويض لأن التوكل له مظهر في الخارج وهو الاخذ بالأسباب مع عدم الإعتماد
عليها.
Tawakkal adalah sebuah bentuk
ibadah yang tidak hanya terkait dengan hati, tapi juga dengan tindakan.
Sedangkan berserah (tafwid) adalah ibadah yang hanya berhubungan dengan hati.
Tawakkal harus didahulukan sebelum berpasrah (tafwid), sebab tawakkal selalu
mempunyai penampakan lahir yang berupa tindakan nyata. akan tetapi kita tidak
boleh bergantung pada tindakan tersebut.
Bersambung.