Header Ads

Header Ads

Tulisan yang Buruk dan Tulisan yang Baik

(Foto: ilustrasi)

 

Oleh: M. Sholah Ulayya

Menulis adalah kegiatan yang tak sulit, meskipun juga nggak mudah-mudah amat.buktinya banyak orang yang bercita-cita menjadi penulis tapi ogah menjalaninya, hanya sebatas mimpi.

Tapi tunggu dulu, untuk menjadi penulis, sebenarnya mudah kok,kuncinya tinggal menulis saja. Beban itu muncul bisa jadi gara-gara bayangan kita yang terlalu ideal tentang sosok "penulis" yang kita impikan.

Anak saya yang baru kelas dua SD, kemaren iseng-iseng saya ajak bermain laptop sambil menuliskan pengalamanya saat berkunjung ke sebuah makam saat mudik beberapa hari lalu.

Sambil ketawa-ketawi diapun memainkan keyboard, tanya mana titik mana koma, dan sambil beberapa kali saya dikte, ia pun mampu menulis beberapa kalimat bahkan hingga hampir dua paragraf.

Kegiatan ini meskipun sepele, tapi cukup mampu membuatnya senang dan tidak alergi dengan kegiatan menulis. Jika kegiatan tersebut dapat kita maksimalkan dengan cara mengulang-ngulang,memodifikasi, dan memotivasi anak untuk terus bergelut dengan hal-hal yang berkaitan dengan literasi, bukan tidak mungkin kita akan mampu menyiapkan generasi yang melek literasi.

Memang bagi penulis pemula, satu gram praktik jauh lebih berharga dari pada satu ton teori. Hal pertama yang perlu diperjuangkan adalah menemukan kenikmatan dalam kegiatan baca-tulis. Abaikan baik-buruknya tulisan, "mengalirlah" kata pak Hernowo.

Masih menurut pak Hernowo, tulisan yang bagus adalah tulisan yang bermuara dari kehidupan kita,hal-hal yang telah dan sedang kita jalani, harapan-harapan dan ketakutan-ketakuan kita yang telah lewat maupun yang akan datang.dengan begitu kita akan mampu mengalirkan diri dalam sejarah yang kita tulis sendiri.