Header Ads

Header Ads

Ketulusan Gelombang Bahasa dan Misteri Sepasang Titik Qaf

Ilustrasi bahasa (sumber: freepik) ©2021 Alroudlohkajen.com



Oleh : M. Sholah Ulayya
(Merbot Langgar)


Tanpa membincang tentang manusia, rasanya mustahil kita akan memahami hakikat bahasa. Paling banter ya hanya "fiqih" atau syariat nya saja. 

Setiap hari, dimana saja,manusia selalu berbahasa. Dari dulu hingga hari ini, tak ada yang tak berbahasa. Bahkan semut sekalipun!

 Masih ingatkah anda dengan kisah semut dan Hudhud-NYA  Nabi Yusuf?

Panca- warna Mukjizat Tuhan pun, berwujud bahasa. Ada yang be-rupa "bahasa" ekspresi bernada simbol seperti adegan tongkat  Musa yang membelah samudera, atau ekspresi keteguhan Ibrahim yang tak mempan dibakar api neraka.

Tuhan tak pernah diam!

Puncak dari "bahasa" Tuhan adalah yang di sarikan oleh sang Manusia sempurna, Baginda Nabi Muhammad SAW.

Memang, , kondisi masyarakat Arab saat itu konon sedang di puncak kematanganya dalam bersyair. Mereka menggelar festival pada musim-musim tertentu dan mengadakan lomba-lomba puisi yang lebih mirip pantun itu.

Puisi yang dianggap paling menggetarkan akan di gantung di dinding Ka'bah yang secara otomatis mem- viral-kan penyairnya.

Berikutnya,,,Para penyair yang dianggap paling digdaya disewa dan dimobilisasi untuk menyaingi bahasa al Quran.

Sejak dini, Muhammad kecil sudah "diasingkan" ke pedalaman Arab agar bisa menyerap keaslian ,kemurnian perangai, serta tutur bahasa masayarakat setempat.

Beliau di asuh oleh seorang wanita elok bernama Khalimah Assa'diyah, seorang ibu dari keluarga bani sa'd suku Hawazin yang sangat dikenal Akan kelancaran dan keindahan berbahasanya.

Selama dua tahun dirawat oleh Khalimah, Muhammad kecil kemudian dikembalikan ke Makkah. namun atas kehendak yang maha kuasa, Makkah saat itu sedang diserang virus penyakit, sehingga Muhammad kecil pun dibawa pulang kembali ke pangkuan khalimah assa'diyah.

Selama enam tahun hidup dan berbaur dengan masyarakat "badawi", Muhammad kecil telah sempurna dalam menguasai gaya bahasa paling steril dari mata air kearifan lokal setempat. Maka tak aneh bila beliau pernah berujar bahwa dirinya adalah orang yang paling fasih lisanya. Sebab beliau tidak hanya berdarah Quraisy tapi juga pernah menyesap kemurnian "udara" pedalam Bani bani Sa'd.

*Ditengah polusi bahasa yang cetttarr membahana seperti sekarang ini, ada baiknya kita me-nepi sejenak dan belajar ke-elokan ber-bahasa dari "Ibu Khalimah" dan Orang-orang "Bani Sa'd". 

---------------------

Catatan : Khalimah dalam bahasa Arab bermakna keteduhan/tidak kagetan.  Bani berarti anak, atau rancang bangunan. sa'd bermakna keberuntungan, kebahagiaan. 



10-juli-2021 porons