![]() |
Ilustrasi Photo ©2021 Alroudlohkajen.com |
Saat masih kuliah dulu, lagu menghapus jejak mu adalah semacam candu saat jiwa saya terbelenggu, tertawan oleh para mantan .
Mantan teman yang berkhianat, mantan pasangan yang minggat, mantan mata kuliah yang sekarat dan mantan-mantan lain yang hari ini telah terbujur kaku di sepetak area pemakaman, tak jauh dari kepala ku.
Setiap kali mendengar kan lagu ini, mantan-mantan itu hidup kembali dengan seragam badut yang lucu-lucu.
Kepedihan , kegelisahan , tangis yang dulu begitu mencekik ku ternyata hari ini menjadi semacam lelucon namun penuh hikmah.
Ternyata...
setiap peristiwa, baik yang menyenangkan ataupun menyedihkan, yang menyebalkan maupun yang membanggakan semuanya akan lahir kembali menjadi sebuah kenangan.
Meskipun ia telah "matang" menjadi buah, bagaimana pun juga ia tetaplah (sebuah) kenangan, hanya bisa di nikmati, tak perlu di sesali apalagi merusak suasana hari ini.
Sebuah kenangan, cukuplah menjadi pijakan agar tak ada lagi siaran ulang yang memilukan dan melukai banyak orang.
Serombongan mantan dan kenangan-kenangan perih tersebut mengingat kan ku akan sebuah Sabda seorang bijak yang mengatakan:
Cintailah kekasihmu sewajarnya saja, biasa-biasa saja. Karena boleh jadi suatu hari nanti ia akan berubah menjadi sosok yang kau benci.
dan jika dirimu harus membenci seseorang, maka jangan sampai kebencian mu itu melebihi batas. Silahkan membenci secara wajar, sebab siapa tahu suatu saat nanti ia akan menjadi sesosok sahabat, kekasih, teman karib yang tulus membantu meringankan beban mu disaat orang-orang yang kau cinta menjauh darimu.
Ungkapan ini saya sarikan dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Abi Hurairah yang menyadarkan saya tentang sisi kemanusiaan Kanjeng Nabi yang begitu unik, jernih, jujur, dan sempurna.
Kanjeng Nabi, bukan hanya seorang Nabi dan Rasul, akan tetapi beliau juga seorang manusia yang Pernah mengalami kesedihan, kekecewaan, serta ketidakadilan.
Beliau tak hanya pandai berbicara tentang nilai-nilai agama, moral, politik, ekonomi namun juga perasaan seorang manusia.
Semua itu semakin menyadarkan kita, bahwa selama kita masih menghuni sebuah penjara yang bernama dunia, tak ada satupun benda, peristiwa, maupun perasaan yang benar-benar diam dan menetap. Ia berputar, berproses, bertumbuh menjadi pohon-pohon yang akan kita nikmati buahnya kelak, Asal kita mau menerima setiap peristiwa itu apa adanya, tanpa harus menolak, apalagi memberontak.
Tidak mudah memang, namun nampak nya tak ada pilihan lain selain membiarkan semuanya berjalan sebagaimana bumi yang tak lelah ataupun mentari yang terus merekah.
Tugas manusia hanya menyikapi segala sesuatu nya dengan wajar. Tak perlu menghakimi, merendahkan, apalagi menyakiti.
Jika masa lalu hanya akan menjadi mantan, mengapa ia terus engkau pertahankan mati-matian... ??!
eh ...
sebentar- sebentar .....
bukankah masa depan adalah masa lalu yg tertunda??!!! ☺️☺️
Selamat kembali ke masa depan, selamat pagi.
Porong 14-juni-2021