Dalam kitab "Kasyifatus Saja" karya salah satu ulama Nusantara yang pernah mendapat julukan "Sayyidina Ulama Hijaz" (maha guru para ulama Makkah), Syekh Nawawi al-Bantani, pada halaman lima baris keenam dari atas mengutip sebuah riwayat yang bagi saya unik dan asyik untuk dikembangkan. Riwayat tersebut berbunyi:
من قال كل يوم لا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم مائة مرة لم يصبه فقر أبدا
Artinya: "Barang siapa yang setiap hari mengucapkan la khaula wala quwwata illa billah al 'aliyy al 'adzim sebanyak 100 kali maka selamanya dia tidak akan tertimpa kefakiran."
Tentu Anda sudah mafhum apa makna la haula itu, akan tetapi mungkinkah hanya dengan membaca kalimat pendek tersebut kefakiran otomatis akan sirna?,Jawabannya bisa dipetakan menjadi beberapa poin:
- Keimanan butuh bukti, ya bukan sekadar ucapan tanpa aksi. Jika ingin membuktikan janji-janji Allah dan Rasul-Nya, seseorang harus berani bereksperimen sehingga apa yang dijanjikan Nabi tersebut bukan sekadar "hadits" (teks mati yang mandeg tanpa ruang gerak), tapi ia juga merupakan "sunnah" (pegangan hidup berdasarkan pengalaman, berapa banyak orang yang hafal hadist tapi melanggar sunnah?).
- Risiko bereksperimen adalah jika tiba-tiba hasil tidak sesuai dengan harapan. Lho, gak bahaya ta? Sudah puluhan hari atau bahkan ratusan hari membaca la haula tetapi tidak ada perubahan yang berarti di bidang ekonomi.
- Pertanyaan yang harus dijawab berikutnya adalah, apa harus "kere" dulu baru mengamalkan hadits tersebut? Bagaimana dengan orang yang tidak punya pengalaman "kere"? Anak Raffi Ahmad misale.
- Saya tahu, batin Anda pasti mengatakan "moco iku tok yo gak cukup rek, kudu diimbangi karo nyambut gawe!" Oke fix! Siap mencoba? Kalau gak siap berarti semoga Anda termasuk golongan anaknya Raffi Ahmad tadi. Alhamdulillah.
- Saya juga tahu, kalau akan ada yang mbatin, "apakah makna faqr dalam hadist itu berarti melulu kekurangan secara materi? Bisa iya, bisa tidak, atau bisa juga kedua-duanya. Yo kere secara materi, yo kere hati, yo kere relasi, yo kere ekspresi, dan lain-lain.
Salam.
Gus Muhammad Sholah Ulayya, Lc., M.Pd.I, Koordinator Lingkar Kosmik Jatim & Sekjen Aswaja NU Center Sidoarjo, Pembantu Pengasuh PP. Al Roudloh Kajen.