Header Ads

Header Ads

Ramadhan Bulan Membaca

Senin, 11 Maret 2024    11:00 WIB

Hebatnya amalan membaca Al-Qur'an di bulan Ramadhan. (Foto: uii.ac.id)

Aneh! Mengapa ayat yang pertama kali turun bukanlah ayat tentang kewajiban shalat, bukan juga keharusan berpuasa, bukan pula tuntutan untuk menunaikan zakat dan haji.

Bukan, bukan itu! Lantas apakah shalat, zakat, puasa, dan haji itu tidaklah penting?

Ya, penting, namun ada yang lebih penting dari itu semua. Apakah itu?

Iqro'! Membaca, memahami, mengolah data, mencerna informasi, membongkar mindset, mengukur diri, menambah wawasan, mengaji, berkumpul dengan orang-orang baik dan aktivitas-aktivitas sejenisnya.

Bila Anda bayangkan orang shalat 100 (seratus) rakaat tapi belum pernah mengaji bab shalat sedikit pun? Kemudian setelah itu tiba-tiba ia merasa menjadi makhluk paling suci dan paling benar sedunia!

Bisa Anda bayangkan orang yang haji berkali-kali tapi tetap korupsi, menjegal, menipu dan menindas karena tidak pernah mengkaji makna dan fungsi haji sesungguhnya!

Bukankah orang Yahudi dan Nasrani dulu juga beribadah? Menunaikan shalat dan menjalankan puasa?

Sebenarnya apa yang perlu diluruskan dari "agama" mereka, sehingga Islam harus mengklaim sebagai agama paripurna yang menyempurnakan agama sebelumnya?

Nabi Muhammad SAW pernah berkata:

خيركم من تعلم القرآن وعلمه

Artinya: "Sebaik-baik kalian adalah orang yang mau belajar Al-Qur'an dan (kemudian) mengajarkannya." (HR. Al-Bukhari)

Manusia terbaik bukanlah mereka yang paling banyak shalatnya, rajin puasanya, berjilid-jilid hajinya, berlipat-lipat zakatnya, akan tetapi yang terbaik adalah mereka yang mau belajar, mengaji pada para ulama, untuk kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Mengkaji (ta'allam) Al-Qur'an tentu tidak sama dengan membaca (tilawah), meskipun membaca dan mengkaji adalah dua aktivitas yang saling terkait dan tidak terpisahkan.

Banyak orang yang mampu membaca, namun belum mampu memahami. Juga tidak sedikit orang yang telah paham, namun belum mampu memetakan, menghubungkan dengan realitas (kehidupan), dan menerapkannya menjadi sebuah gerakan yang menyelamatkan, memberdayakan dan menyejahterakan.

"Barang siapa yang menapaki sebuah jalan dalam rangka mencari pencerahan (ilmu), maka Allah akan memudahkan jalan baginya menuju surga, dan para nabi tidak mewariskan aset berupa dinar maupun dirham akan tetapi mereka hanya mewarisi ilmu", dalam sebuah riwayat yang lain.

Allahumma innaka 'afuwwun karim...

Salam..


Catatan kecil jelang kick off Ramadhan, 11-03-2024.

Gus Muhammad Sholah Ulayya, Lc., M.Pd.I, Koordinator Lingkar Kosmik Jatim & Sekjen Aswaja NU Center Sidoarjo, Pembantu Pengasuh PP. Al Roudloh Kajen.


Kolomnis: Muhammad Sholah Ulayya
Editor: Rista Aslin Nuha