Pada pertemuan pertama kajian Kimiyaus Sa'adah pada malam (Kamis, 14 Maret), kita berbincang sekilas tentang rahasia kesuksesan Imam Al-Ghazali, mulai masa kecilnya yang sulit karena harus makan dari program subsidi pemerintah, hingga saat beliau menjadi ilmuwan nomor satu yang memiliki jabatan strategis di Madrasah Nizamiyah dimana kehidupan ekonomi dan sosialnya sangat terjamin bahkan berlebih.
Setelah beberapa tahun memangku jabatan tersebut, beliau mengalami kondisi yang aneh dan akhirnya memutuskan untuk menjadi "pertapa" yang kemudian melahirkan kitab fenomenalnya "Ihya' Ulumuddin".
Makna Kimiya'
Kimiya' kalau dalam bahasa anak sekarang artinya perubahan mood, feeling, atau kondisi jiwa yang naik-turun disebabkan oleh faktor ruang, waktu, atau peristiwa tertentu.
Contoh paling mudah adalah ketika Anda berpuasa dan waktu masih menunjukkan pukul 11.00 pagi, mood Anda tentu berbeda ketika waktu sudah berada pukul 17.00 sore. Mengapa?
Pada pukul 11.00 itu pas panas-panasnya, pas haus-hausnya, dan pas ngantuk-ngantuknya. Apalagi jika Anda sedang dalam kondisi bekerja. Berbeda ketika waktu telah sampai pada pukul 17.00 sore. Tiba-tiba rasa lelah dan lemas tersebut menjadi rasa optimis yang tinggi karena beberapa menit lagi akan berbuka.
Contoh lain, ketika saldo ATM sedang gendut, reaksi kita biasanya berbeda dibandingkan ketika saldo ATM sedang lesu. Susah-senang yang timbul karena naik-turunnya saldo itu merupakan contoh nyata adanya perubahan kimiawi dalam tubuh manusia yang berefek pada kondisi kejiwaannya.
Reaksi dan perubahan dalam fisik maupun jiwa tersebut terkait erat dengan benda-benda di sekitar kita, orang-orang yang kita temui, peristiwa-peristiwa yang kita pilih atau kita "ciptakan", buku-buku, konten, atau status WA yang kita baca, makanan-makanan yang kita konsumsi, musik yang sering kita dengar, dan seterusnya.
Oleh karenanya, kestabilan "ruang rasa" seseorang sangat terkait erat dengan:
- Bagaimana mengoperasikan panca indranya.
- Bagaimana merespon fenomena sekelilingnya.
- Bagaimana menyikapi prasangka yang tiba-tiba muncul dalam lintasan pikiran imajinasinya.
- Bagaimana menggunakan database pengetahuan dan pengalamannya sebagai navigasi (petunjuk) untuk membaca, menganalisa, dan merespon itu semua.
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمٰوٰتُ السَّبْعُ وَالْاَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّۗ وَاِنْ مِّنْ شَيْءٍ اِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهٖ وَلٰكِنْ لَّا تَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْۗ اِنَّهٗ كَانَ حَلِيْمًا غَفُوْرًا
Artinya: "Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun." (QS. Al-Isra' (17): 44)
Semoga bermanfaat.
Gus Muhammad Sholah Ulayya, Lc., M.Pd.I, Koordinator Lingkar Kosmik Jatim dan Sekjen Aswaja NU Center Sidoarjo, Pembantu Pengasuh PP. Al Roudloh Kajen.