![]() |
Gus Umar Fayumi saat mengisi forum kajian. (Foto: NU Online) |
Anda pasti setuju, bahwa tidak banyak yang diizinkan oleh Tuhan untuk masuk dan mengisi "ruang kosong" dalam diri kita dimana bayang-bayangnya, pengaruhnya, serta nasihat-nasihatnya begitu membekas, terus menyala dan terus bertumbuh.
Salah satu sahabat sekaligus guru yang begitu dalam pengaruhnya dalam hidup dan kehidupan saya adalah Gus Umar Fayumi.
Beliau santri tulen, produk pesantren (alumni Sarang) namun memiliki cara pandang yang unik, sederhana namun selaras dengan realitas, narasinya logis dan mudah diterapkan dalam berbagai bidang: politik, ekonomi, sosial agama, bahkan dunia spiritual.
Dari beliau, saya belajar bagaimana caranya agar kita bisa menghemat energi untuk dampak yang lebih efektif dan berjangka panjang bukan sebaliknya, boros energi, boros biaya tapi dampak tidak terukur, sementara (temporer), dan tidak bisa dievaluasi. Bagaimana menyelesaikan persoalan besar dengan cara yang sederhana? Gus Umar pakarnya.
Banyak pertanyaan-pertanyaan dan kebuntuan-kebuntuan saya terkait berbagai persoalan agama dibukakan pintunya oleh Allah melalui beliau.
Bukan hanya itu, masalah-masalah mendasar dalam kehidupan seperti problem keluarga, ekonomi, pekerjaan, menggali potensi diri, dan lain-lain seakan menjadi ringan dalam analisa paparan beliau.
Gus Umar adalah salah satu perumus utama metode pengembangan diri berbasis kecerdasan semesta yang sudah hampir dua tahun ini menjadi sumber utama kami dalam melakukan riset dan penelitian kecil-kecilan terkait problem sosial, ekonomi, konflik, dan lain sebagainya. Di Jawa Timur ini, baru Sidoarjo yang telah memiliki basis komunitas WA group, dan beberapa pergerakan di bidang pengembangan SDM anak-anak muda.
Semoga kita semua diberi kelapangan serta kemudahan-kemudahan dalam membuka pintu-pintu keberhasilan, keberuntungan, dan keajaiban.
Salam.
Gus Muhammad Sholah Ulayya, Koordinator Pusat Studi Kecerdasan Semesta Sidoarjo dan Penulis Buku "Semesta Diri"
Kolomnis: Muhammad Sholah Ulayya
Editor: Rista Aslin Nuha