Kami memiliki beberapa teman dekat yang seringkali membicarakan isu-isu besar atau teori-teori keilmuan yang memang sebaiknya tidak perlu dipaparkan di kalangan masyarakat awam.
Kita tidak bisa menepis perbedaan, yang kita bisa hanyalah menyelaraskan dan menempatkan seseorang atau sesuatu pada tempatnya. Perbedaan yang saya maksud di sini mencakup semuanya, mulai kecenderungan pribadi, profesi, potensi, latar belakang, tingkat ekonomi, hobi, dan lain-lain.
Sambal itu nikmat jika dipertemukan dengan lidah, akan tetapi ia akan jadi masalah saat dioleskan ke pelupuk mata, lubang hidung, atau lubang telinga. Air akan memiliki fungsi "penyegaran" ketika ia dialirkan melalui tenggorokan, namun jika dilewatkan telinga ceritanya tentu akan berbeda. Mubazir!
Begitu juga dengan ilmu yang melebihi dosis atau salah aturan pakai: "pedas di mata" dan bikin "mual-mual" kepala.
Belajar "ilmu" (secukupnya) yang bisa diterapkan dalam hidup keseharian untuk menyelesaikan masalah, menggugurkan kewajiban, dan meningkatkan potensi bisa jadi lebih bermanfaat bagi beberapa orang (awam) daripada tenggelam dengan isu-isu agama yang tidak membangun, serpihan informasi sepihak, atau bahkan ilmu yang tidak terkait dengan apa yang sedang digelutinya.
Sehingga umat Islam ke depan akan memiliki para ahli di bidangnya masing-masing dan di bawah kontrol para ulama yang mumpuni tentunya. Umat Islam tidak perlu lagi impor ilmuwan, teknologi, atau mesin dari luar negeri.
Hal tersebut akan bisa tercapai jika para ulama, kepala daerah, orang tua, guru, anak-anak muda, betul-betul sadar dan memahami "citra" zamannya. Sedang hidup di zaman yang bagaimana kita sekarang? Apa yang paling mendesak untuk dipersiapkan agar kita semua selamat dari "perubahan" atau kekacauan zaman?
Saya teringat sebuah pesan sahabat Ali kepada putranya Sayyid Hasan:
يا بُنيّ إنّه لا بدّ للعاقل من أن ينظر في شأنه، فليحفظ لسانه، وليعرف أهل زمانه
Artinya: "Wahai anakku, orang berakal seyogyanya harus selalu sadar dengan kondisi (potensi) dirinya, sehingga ia mampu menata pola komunikasinya dan yang paling penting adalah mengenal para tokoh yang mampu berperan dan mewarnai zamannya.
العالم بزمانه، لا تهجم عليه اللوابس
Artinya: "Orang yang benar-benar mengenal eranya, tidak akan bisa dikelabui oleh rentetan peristiwa yang ambigu dan menipu."
أعرف الناس بالزمان، من لم يتعجب من أحداثه
Artinya: "Orang yang paling mengerti gerak-gerik perputaran zaman, tidak akan kaget oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalamnya.
Gus Muhammad Sholah Ulayya, Aswaja Center.