Header Ads

Header Ads

Dan Ulat pun Turut Memperingati Isra' dan Mi'raj

Senin, 20 Januari 2025    17.26 WIB

Ilustrasi Isra' dan Mi'raj. (Foto: Media Indonesia)

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ 

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS. Al-Anbiya' (21): 107)

Nabi Muhammad adalah satu-satunya utusan yang diproyeksikan untuk seluruh alam. Bukan sekadar untuk sekelompok orang atau kaum tertentu.

Artinya, setiap makhluk hidup di alam semesta memiliki bagian-bagiannya tersendiri dalam menerima risalah Nabi dan bahkan memiliki potensi dalam menapaki jejaknya.

Isra' adalah perjalanan, sedangkan mi'raj melambangkan tujuan.

Isra' merupakan proses, sedangkan mi'raj adalah hasilnya.

Isra' bisa diartikan sebagai pertumbuhan sedangkan mi'raj sebagai perkembangan.

Ulat adalah bagian dari alam.

Ia pun melakukan "Isra'" dengan bermetamorfosa menjadi kepompong hingga menemui "Mi'rajnya" sebagai kupu-kupu.

Begitu juga dengan padi. Ia diproses (diperjalankan) sedemikian rupa hingga menjadi beras untuk menjadi wujud terbaiknya sebagai nasi.

Bagaimana dengan manusia?

Ia di"Isra'"kan melalui proses panjang, mulai dari sperma, janin, hingga lahir sebagai seorang manusia yang utuh.

Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa shalat adalah Mi'rajnya orang Mu'min. Itu artinya, setiap orang memiliki potensi Mi'rajnya masing-masing.

Sayyid Muhammad Alawi al Maliki dalam kitabnya "Wahua bil Ufuqi A'la" menulis:

Jika Nabi ber-Mi'raj ke langit dengan raga dan ruhnya sebagai mukjizat, maka sesungguhnya Allah memberikan akses berupa Mi'raj ruhani kepada Umatnya sebanyak lima kali dalam sehari semalam.

Melalui akses berupa shalat tersebut, hati dan jiwa mereka ber-Mi'raj (mendaki) menuju Tuhan dengan melepaskan diri dari belenggu syahwat dan cengkraman ego mereka.

Sehingga mereka pun mampu terhubung dan menyaksikan keagungan Allah serta menyaksikan kebesaran-Nya yang mendorong mereka untuk lebih yakin dan berani dalam melakukan perbaikan-perbaikan dalam memakmurkan bumi dengan cara yang baik dan luhur, bukan dengan cara yang menindas dan sewenang-wenang.

Proses ini bisa diakses melalui koneksi kesadaran akan pentingnya makna shalat lima waktu. (Halaman 109)

Semoga kita semua turut menerima anugerah dalam momen Isra' dan Mi'raj, layaknya seekor ulat yang mendapat berkat berupa "baju baru" dan beralih nama menjadi kupu-kupu.


Gus Muhammad Sholah Ulayya, Lc. M.Pd.I, Koordinator Lingkar Kosmik Jatim & Sekjen ASWAJA NU CENTER Sidoarjo, Pembantu Pengasuh PP. Al Roudloh Kajen.


Kolomnis: Muhammad Sholah Ulayya
Editor: Rista Aslin Nuha