Header Ads

Header Ads

Majelis Ta'lim Al Roudloh Seri 12 Ramadhan 1446 H: Belajar Disiplin dan Empati dari Puasa

Rabu, 12 Maret 2025    16:00 WIB

Majelis Ta'lim Al Roudloh 12 Ramadhan 1446 H. (Foto: PP. Al Roudloh)

Manusia itu makhluk sosial, jika puasa itu tujuannya adalah untuk kemasyarakatan, maka saat kita berpuasa akan merasakan empati kepada orang lain. Allah akan membuka mata hati kita ternyata orang lapar itu begitu rasanya.

Berbuka sekarang ini sudah tidak sama dengan dulu. Sekarang itu berbuka puasa mewah-mewah, maksudnya makanannya bermacam-macam. Kalau dulu hanya jagung, ketela, sangat sederhana tetapi kuat berpuasa. Sedangkan sekarang yang bermacam-macam hidangan berbuka puasa namun tidak memiliki rasa empati kepada orang lain. Maka orang itu tidak mendapatkan buahnya dari berpuasa.

Orang berpuasa itu harus berpikir, ternyata orang berpuasa itu begitu jika tidak mempunyai apa-apa yang ada dijual untuk bisa makan. Sehingga tumbuh rasa empati kepada orang lain yang tidak mampu untuk makan. Nah, inilah buahnya puasa ditinjau dari segi kemasyarakatan.

Sudah semestinya sebagai makhluk sosial kita harus saling membantu dan saling memikirkan satu sama lainnya. Itu tidak hanya terdapat di dalam tatanan agama melainkan juga terdapat dalam tatanan negara. Akhirnya orang yang mampu mengundang orang yang tidak mampu untuk berbuka puasa bersama. Itulah yang dinamakan dengan kepekaan sosial.

Demikian adanya zakat, seperti zakat fitrah, aturan-aturan yang dibuat oleh juga sama orang-orang pada mengeluarkan zakat dan santunan. Apalagi nanti saat sudah menjelang idul fitri, orang-orang pada berbagi dengan sesama ada yang memberikan sembako, kupon, dan lain sebagainya.

Dalam keterangan-keterangan yang telah disebutkan terkait buahnya orang yang berpuasa, selain itu semua juga dapat membuahkan kedisiplinan. Contohnya waktu berbuka puasa itu saat maghrib dan terakhir sahur itu saat imsak. Disiplin itu penting, misalnya ketika makan jika kita tidak disiplin maka akan dapat mengganggu kesehatan kita.

Sehingga dokter menganjurkan supaya disiplin ketika kita makan. Karena akan mengajarkan supaya pencernaan itu teratur. Jika tidak teratur maka akan mengakibatkan berbagai macam penyakit, seperti penyakit maag, penyakit lambung, dan lain sebagainya. Kebanyakan itu semua berawal dari tidak teratur makannya.

Jika semua itu dilakukan dengan disiplin maka banyak sekali kebaikan-kebaikannya yang akan didapatkan. Ada sebuah sabda yang mengatakan:

اَلْاِسْتِقَامَةُ خَيْرٌ مِنْ اَلْفِ كَرَامَةْ

Artinya: “Istiqomah itu lebih baik dari seribu karomah.”

Jika kita bisa disiplin dalam beribadah itu sudah melebihi seribu keramat. Ibadah itu merupakan latihan untuk disiplin. Puasa itu juga termasuk latihan untuk disiplin, bangun tengah malam untuk melakukan sahur. Sahur itu menarik karena terdapat jarak waktunya tertentu.

Nah, jika kita latihan puasa terus-menerus selama sebulan maka akan terbiasa dengan sendirinya. Apabila tidak waktu puasa, bangun tengah malam itu sangat berat karena tidak terbiasa. Maka latihan bangun tengah malam untuk sahur selama puasa sebulan, nantinya akan terbiasa dan otomatis di waktu-waktu selain bulan puasa.

Biasanya orang rajin shalat berjamaah itu pada bulan Ramadhan, tetapi kalau bisa jangan hanya pada bulan Ramadhan saja. Pada selain bulan Ramadhan juga harus diteruskan untuk shalat berjamaahnya. Begitu juga dengan membaca Al-Qur’an supaya bisa diteruskan tidak hanya pada saat bulan Ramadhan saja.

Itulah banyak sekali buahnya orang yang bepuasa, ada kesehatan; pahalanya banyak; ada kemasyarakatan; ada disiplin; ada kesederhanaan hidup; dan lain-lainnya. Hidup sederhana itu maksudnya adalah mengendalikan supaya tidak berlebih-lebihan. Orang yang berpuasa itu sebanyak-banyaknya berbuka maupun sebanyak-banyaknya sahur, pada akhirnya akan hanya mengambil satu piring saja.

Berpuasa itu belajar untuk menjadi orang yang baik. Maksudnya orang baik itu andhap ashar, tawadhu’, rendah hati, dan lain sebagainya. Orang itu jika puasanya baik tidak akan sombong, takabur, dan congkak.


Oleh: KH. Asnawi Rohmat, Lc., Pengasuh Pondok Pesantren Al Roudloh


Editor: Rista Aslin Nuha