Header Ads

Header Ads

Majelis Ta'lim Al Roudloh Seri 5 Ramadhan 1446 H: Sabar dan Puasa

Rabu, 05 Maret 2025 • 16:00 WIB

Majelis Ta'lim Al Roudloh, 5 Ramadhan 1446 H. (Foto: PP. Al Roudloh)

Hikmah menjenguk orang yang sakit itu banyak. Itu merupakan syari’at atau aturan yang diperintahkan meskipun tidak wajib. Menjenguk orang yang sakit itu tujuannya banyak. Bagi yang menjenguk juga mendapatkan manfaatnya, bisa mengambil pelajaran untuk dirinya sendiri.

Orang yang pintar itu orang yang bisa megambil pelajaran dari siapapun termasuk dari orang yang sakit. Akhirnya orang tersebut timbul rasa kepedulian.

Seharusnya pembahasan saya itu fokusnya rahasia puasa. Namun, cerita-cerita tersebut dapat membuat orang tersentuh.

Yang termasuk juga rahasia puasa itu dapat menjaga atau memberikan manfaat kesehatan jasmani dan rohani.

Hikmah yang paling besar untuk orang yang sakit itu dapat melebur dosa, kafaratun, dengan syarat bisa bersabar. Dengan bersabar maka mendapatkan maghfirah atau ampun dari Allah SWT.

Disamping mendapatkan pahala, orang yang menjenguk orang yang sakit juga dapat membahagiakan orang yang sakit dan keluarganya yang termasuk juga ibadah. Ini karena amalan sunah Rasulullah SAW yang memerintahkan untuk menjenguk orang yang sakit. Menjenguk orang yang sakit merupakan kewajiban antara orang Islam dengan orang Islam.

Yang kedua menjenguk orang yang sakit dapat menyenangkan orang yang dijenguk seperti obat. Menyenangkan orang itu termasuk ibadah. Di dalam agama itu menyenangkan orang yang sakit merupakan ibadah yang besar.

Ada hadits yang menerangkan secara khusus tentang membahagiakan hati orang mukmin itu lebih baik daripada ibadah 60 tahun.

Orang itu mempunyai teman seribu masih kurang, tetapi kalau mempunyai musuh satu itu kebanyakan. Orang kalau temannya banyak itu enak, sebaliknya kalau musuhnya banyak itu seperti hukuman.

Di dalam Al-Qur’an disebutkan:

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu saudara/keluarga.” (QS. Al-Hujurat: 10)

Hidup di dunia itu harus bermasyarakat atau berkumpul. Sebaik apapun orang itu kalau tidak pernah berkumpul pasti ada nilai-nilai yang miring tentang orang tersebut. Karena apa, kita itu saling membutuhkan satu sama lainnya.

Sosial kemasyarakatan seperti halnya negara yang diatur oleh Presiden sampai ke desa, ada kumpulan RT dan RW, itu aslinya menyambung dengan ajaran tatanan agama. Meskipun beda agama seperti Hindu, Budha, Katolik, sama-sama manusia dan sama-sama membutuhkan makan, minum dan lain sebagainya.

Apalagi ada hubungan akidah, sama-sama orang mukmin, sama-sama keyakinan dan agamanya itu erat kembali. Manusia itu hubungannya macam-macam, ada hubungan kemanusiaan; ikatan agama; dan hubungan kerabat atau nasab.

Itu merupakan ibadah yang kelihatannya biasa, wajar, dan kerukunan tetapi ternyata kalau ditinjau dari kacamata agama penuh dengan ganjaran, kemanfaatan, kemaslahatan, dan kebaikan.

Hal ini sekadar menyinggung hubungan tentang kesabaran dan kebaikan orang yang berpuasa, keistimewaan-keistimewaan ibadah di bulan Ramadhan.


Oleh: KH. Asnawi Rohmat, Lc., Pengasuh Pondok Pesantren Al Roudloh