الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang selalu berinfak baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Ali ‘Imran: 134)
Orang muttaqin itu ciri-cirinya diantaranya ia selalu berinfak baik saat lapang ataupun sempit, dapat menahan atau mengendalikan saat marah, pemaaf atau mudah memaafkan orang lain, tidak terbiasa melakukan dosa, dan lain sebagainya.
Penjara menurut akhirat itu neraka, sedangkan menurut dunia itu hukuman atau rumah tahanan. Adapun kenikmatan menurut dunia itu hotel, sedangkan menurut akhirat itu surga. Itulah cerita tentang orang-orang yang muttaqin.
Sifatnya Allah SWT itu غَفُورٌ رَّحِيمٌ, غَفُورْ(banyak pengampunannya), رَحِيمْ (kasih sayang). Ada yang menggunakan bahasa غَفَّارْ atau sama dengan غَفُورْ, tetapi dalam segi bahasa berbeda meskipun artinya sama. Ada juga yang menggunakan bahasa غَافِرُ الذَّنْبِ (Dzat yang mengampuni). Sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 39:
إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Artinya: “Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Allah SWT berfirman:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْٓ اٰدَمَ
Artinya: “Sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam.” (QS. Al-Isra’: 70)
Puasa itu perintahnya Allah SWT, tetapi terkadang masih ada saja manusia yang tidak memperhatikannya.
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
Artinya: “Wahai Dzat yang Maha membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”
Manusia itu hatinya berubah-ubah, terkadang senang tiba-tiba berubah tidak senang, itu semua karena Allah SWT. Kalau sudah mengerti itu diperintahkan oleh Allah SWT untuk puasa, shalat, dan zakat kenapa masih belum dilakukan? Allah itu Maha Adil dan Maha Mengetahui.
Orang yang qana’ah atau sikap menerima dan merasa cukup dengan apa yang diberikan oleh Allah SWT, orang miskin tetapi qana’ah itu derajatnya melebihi orang kaya, karena orang kaya belum tentu qana’ah.
Miskin dan kaya pada akhirnya ingin beruntung di akhirat nantinya. Kalau ingin selamat dunia dan akhirat harus mengikuti Allah SWT, juga lewat Nabi Muhammad SAW, guru, dan para ulama.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
الْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ اْلأَنْبِيَاءِ
Artinya: “Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi.” (HR. Imam Tirmidzi)
Sirr atau rahasia puasa itu tentu yang paling memahaminya yaitu para kiai dan ulama yang terdapat di dalam Al-Qur’an maupun hadits. Hal ini menjadi tugas dari para kiai dan ulama menyampaikan pesan-pesan agama kepada masyarakat agar semuanya selamat dunia dan akhirat.
Alhamdulillah meskipun sudah 1500 tahun dengan mendengarkan cerita dalam Al-Qur’an dan hadits sudah menjadi orang yang beriman, ini termasuk yang sangat beruntung sekali.
Demikian Nabi Muhammad SAW menyanjung, “Orang yang paling beruntung itu bukan para sahabat, bukan malaikat, tetapi orang akhir zaman yang mengikuti aku meskipun tidak pernah melihat dan mengenal aku namun beriman dan percaya dengan syariatku.”
Oleh: KH. Asnawi Rohmat, Lc., Pengasuh Pondok Pesantren Al Roudloh